PAHLAWAN TAK DIKENAL
Berderet batu nisan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Sidoarjo, Jawa Timur. Di batu-batu nisan itu hanya tertulis kata-istilah “tidak Dikenal”. Absolut mereka yg jasadnya dikuburkan pada situ punya nama. Tentu mereka punya ibu serta bapak, jua punya saudara, sanak famili, istri, anak-anak, serta mungkin jua terdapat yg baru pada taraf kekasih. “tidak Dikenal”, hanya itu yg tertera. Mengapa?
Boleh sangat jadi, ketika jenazah mereka ditemukan, tiada ciri-ciri apa pun yang menyertai. Mungkin jenazah mereka tidak utuh lagi, sampai tak dapat dkenali. Pastinya, tidak terdapat orang lain yang dapat ditanyai. Tidak ada juga orang yg tiba mencari anggota keluarganya yang hilang. Maklum, zaman perang.
“tidak dikenal”, hanya itu yg tertulis. Tentu bukan berarti tiada yg menangis, menguras air mata ketika kehilangan anggota famili dan kekasih. Cuma ketika itu, tiada tahu wajib mencari ke mana dan bertanya kepada siapa. Maklum, zaman geger.
Poly orang berjuang, menyabung nyawa. Banyak orang menyelamatkan nyawa; lari, berpencar, berpisah dengan anggota famili, mengungsi. Maklum, zaman revolusi.
" tidak dikenal " ungkapkan yang paling simpel ditemukan waktu ketika serba terburu pada bawah desingan peluru. Sekadar mengindentifikasi jenis kelamin serta atau usia pun tidak sempat lagi. Tetapi, tak dikenal merupakan kata-kata yang pas, sarat makna dan abadi.
Sekali lagi, mereka yg ditandai “tak Dikenal” itu tidak berarti bukan siapa-siapa.
Mereka ialah pahlawan yg gugur di medan laga, sekitar 10 November 1945. Mereka adalah jiwa-jiwa yang terpanggil oleh seruan “merdeka atau mangkat !” serta menjadi tumbal bagi permanen tegaknya keberadaan Republik Indonesia sampai hari ini.
Mereka tidak ribut dengan urusan pertanda jasa dan imbalan apa pun, bahkan tatkala nama mereka pun tak disebut.
Taburam bunga diatas pusarannya cuma ada ketika 17 agustus dan 10 november... IRONIS & miris ..Dimana rasa hormat kita ....( pahlawan tanpa tanda jasa, ikhlas tanpa pamrih )
Sumber : rekan yoyok
Foto : makam pahlawan tak bernama
Boleh sangat jadi, ketika jenazah mereka ditemukan, tiada ciri-ciri apa pun yang menyertai. Mungkin jenazah mereka tidak utuh lagi, sampai tak dapat dkenali. Pastinya, tidak terdapat orang lain yang dapat ditanyai. Tidak ada juga orang yg tiba mencari anggota keluarganya yang hilang. Maklum, zaman perang.
“tidak dikenal”, hanya itu yg tertulis. Tentu bukan berarti tiada yg menangis, menguras air mata ketika kehilangan anggota famili dan kekasih. Cuma ketika itu, tiada tahu wajib mencari ke mana dan bertanya kepada siapa. Maklum, zaman geger.
Poly orang berjuang, menyabung nyawa. Banyak orang menyelamatkan nyawa; lari, berpencar, berpisah dengan anggota famili, mengungsi. Maklum, zaman revolusi.
" tidak dikenal " ungkapkan yang paling simpel ditemukan waktu ketika serba terburu pada bawah desingan peluru. Sekadar mengindentifikasi jenis kelamin serta atau usia pun tidak sempat lagi. Tetapi, tak dikenal merupakan kata-kata yang pas, sarat makna dan abadi.
Sekali lagi, mereka yg ditandai “tak Dikenal” itu tidak berarti bukan siapa-siapa.
Mereka ialah pahlawan yg gugur di medan laga, sekitar 10 November 1945. Mereka adalah jiwa-jiwa yang terpanggil oleh seruan “merdeka atau mangkat !” serta menjadi tumbal bagi permanen tegaknya keberadaan Republik Indonesia sampai hari ini.
Mereka tidak ribut dengan urusan pertanda jasa dan imbalan apa pun, bahkan tatkala nama mereka pun tak disebut.
Taburam bunga diatas pusarannya cuma ada ketika 17 agustus dan 10 november... IRONIS & miris ..Dimana rasa hormat kita ....( pahlawan tanpa tanda jasa, ikhlas tanpa pamrih )
Sumber : rekan yoyok
Foto : makam pahlawan tak bernama
Komentar