7
indikator kebahagiaan menurut Ibn Abbas r.a : Pertama, hati yang selalu
bersyukur. Selalu menerima apa yang diberikan Allah SWT dengan ikhlas.
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.” (QS al-Mu’minun
[23]: 1).
Kedua, pasangan hidup yang saleh. Pasangan saleh akan
menciptakan suasana rumah dan keluarga yang saleh pula. Di akhirat
kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta
pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada keshalehan.
Sebaliknya, istri yang shalehah akan memiliki kesabaran dan keikhlasan
yang luar biasa dalam melayani suami dan anak-anaknya.
Ketiga,
anak yang shaleh. Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seorang anak Adam
mati maka terputuslah seluruh amalnya kecuali dari tiga perkara; sedekah
jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang selalu mendoakan
orang tuanya." (HR Muslim).
Rasulullah SAW pernah menjawab
pertanyaan seorang anak muda yang selalu menggendong ibunya yang uzur.
“Ya Rasulullah, apakah aku termasuk berbakti pada orang tua?” Rasulullah
SAW menjawab, “Sungguh Allah ridha kepadamu, kamu anak shaleh,
berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orang tuamu tidak akan
terbalaskan olehmu.”
Keempat, lingkungan yang kondusif untuk
iman kita. (QS at-Taubah [9]: 119). Rasulullah SAW juga mengajarkan agar
bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering
menasihati kita. Pentingnya bergaul dengan orang shaleh, dapat kembali
membangkitkan semangat keimanan.
Kelima, harta yang halal.
Dalam Islam kualitas harta adalah yang terpenting, bukan kuantitas
harta. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam Bab Shadaqoh, Rasulullah SAW
pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan.
“Kamu berdoa sudah bagus, namun sayang makanan, minuman, dan pakaian dan
tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan.”
Keenam, semangat memahami agama. Semakin belajar, semakin cinta kepada
agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta
inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama
akan menghidupkan hatinya.
Ketujuh, umur yang berkah. Semakin
tua semakin shaleh, yang setiap detiknya diisi amal ibadah. Orang yang
mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, hari tuanya akan sibuk
berangan-angan. Hatinya kecewa bila tidak mampu menikmati yang
diangankannya. Orang yang mengisi umurnya dengan amal ibadah, semakin
tua semakin rindu bertemu Allah SWT.
Sumber Status : Abu Azzam
Komentar